Konsep Wakalah Berdasarkan Fatwa DSN-MUI
Wakalah secara bahasa berarti perwakilan, berasal dari kata "Wakala". Secara istilah, wakalah ialah pelimpahan kekuasaan/wewenang dari satu pihak kepada pihak yang lain dalam hal-hal yang boleh diwakili. Dasar hukumnya diantaranya terdapat pada Surat Al Kahfi 19, Yusuf 55, Al Baqarah 283, Al Maidah 2, beserta hadis-hadis Nabi yang lainnya.
Adapun dalam pelaksanaan wakalah, sesuai dengan fatwa Majlis Ulama Indonesia, hal-hal yang harus diperhatikan ialah antara lain:
1. tentang ijab dan kabul, harus dilakukan berdasarkan kehendak kedua belah pihak. serta jika wakalah itu mengandung unsur imbalan, maka tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
2. rukun dan syarat wakalah, berupa:
a. Muwakkil/ yang mewakilkan, merupakan pemilik sah yang dapat bertindak untukhal yang diwakilkannya itu, serta orang mukallaf atau mumayyiz dalam batas-batas tertentu, yang bermanfaat.
b. waakil/ yang mewakili, harus cakap hukum dan mampu dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
c. Maukul alaih/ sesuatu yang diwakili, harus jelas bentuknya, serta merupakan barang yang secara syariat boleh diwakilkan.
Download Fata DSN/MUI Tentang Wakalah di sini
Comments