Konsep dan Praktik Jual Beli Salam dalam Perbankan Syariah
Jual
beli salam merupakan jual beli yang dilakukan dengan cara pemesanan dengan
pembayaran yang dilakukan terlebih dahulu oleh pihak pemesan. Jual beli salam
dalam islam diperbolehkan, asalkan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
telah disyariatkan. Adapun dalam konsep ekonomi modern, khususnya di Indonesia,
ketentuan-ketentuan tentang jual beli salam telah dikeluarkan oeleh Majlis
Ulamak Indonesa melalui Dewan Syariah Nasional. Ketentuan ini mengatur praktik
jual beli salam bagi perbankan syariah di Indonesia.
Ketentuan
pertama ialah mengenai konsep pembayaran dalamjual beli salam, yang meliputi:
1. Alat bayar harus diketahui dengan jelas
jumlah dan bentuknya, baik berupa uang atau barang.
2. Pembayaran dilakukan sesuai kontrak yang
disepakati.
3. Pembayaran tidak boleh beebentuk
pembebasan hutang.
Ketentuan
selanjutnya mengenai barang yang diperjual belikan dalam salam. Yaitu:
1. Harus jelas cirri-ciri dan
spesifikasinya.
2. Waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama.
3. Pembeli tidak boleh menjual barang
sebelum menerimanya, serta tidak boleh menukarya kecuali dengan barang yang
sejenis sesuai kesepakatan.
Jual
beli salam boleh dilaksanakan secara parallel, asalkan akad-akadnya sama skali
tidak berkaitan. Atau akad yang satu tidak berhubungan dengan akad salam yang
lain. Adapun jika sebagian atau seluruh barang belum tersedia pada waktu
penyerahan yang disepakati, atau kualitas barang lebih rendah dari yang
dipesan, maka pembeli yang tidak rela boleh membatalkan kontrak danmeminta
uangnya kembali, atau menunggu sampai barngnya tersedia. Intinya, pembeli
maupun penjual boleh membatalkan kontrak selama tidak merugikan kedua belah
pihak.
dowload fatwa DSN-MUI tentang jual beli salam di sini
Comments